Skip to main content

Optimalkan Periode Emas Ananda di Era Digital Dengan Pendidikan Anak Usia Dini


Membesarkan anak- anak di era digital, sedikit banyak memberikan tantangan tersendiri bagi orangtua milenial seperti saya. Mengingat kedua orangtua sehari – hari bercengerama dengan perangkat digital, maka tak heran jika kedua putri saya, Kirana (6 tahun) dan Aruna (4 tahun), sudah mengenal teknologi dalam wujud gadget semenjak usia dini. Children see, children do. Begitulah kata pepatah.

Bagi saya, mengenalkan anak dengan perangkat digital di usia dini bukan hal yang tabu. Karena bagaimanapun juga mereka adalah anak – anak yang lahir di tengah peradaban teknologi yang terus   berkembang. Maka sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak, saya merasa memiliki tanggung jawab untuk mengenalkan teknologi pada anak secara bertahap, agar mereka tidak ketinggalan jaman.

Untuk saat ini, saya mengenalkan perangkat digital sebagai media belajar dan sarana hiburan  pada anak. Sejauh ini, bermain dan belajar dengan media perangkat digital banyak memberikan manfaat bagi perkembangan Kirana dan Aruna. Namun yang perlu diperhatikan oleh orangtua, perangkat digital juga bisa mendatangkan dampak buruk jika penggunaanya tidak proporsional.

Salah satu dampak buruk yang paling sering kita temui akibat penggunaan gadget pada anak adalah kerusakan pada mata. Contohnya dua keponakan saya Afif dan Fatih. Karena terlalu sering bermain gadget saat usia Sekolah Dasar beberapa tahun yang lalu, mereka berdua akhirnya mengalami masalah pada penglihatan. Dan terpaksa harus mengenakan kacamata di usia yang masih belia.

Contoh lainnya dari kalangan selebritis adalah Gempita Nora Marten, putri dari Gisella Anastasia.

Emak – emak yang mengikuti berita terkini pasti tahu kalau mata Gempita sudah terkena minus dan silinder, di usianya yang masih menginjak 4 tahun. Penyebabnya apalagi kalau bukan karena terlalu sering mengakses gadget. Hal ini pun diakui oleh Gisella sendiri dalam laman media sosialnya.

Apple Tree School BSD
Sumber : Instagram Gisella

Pada anak usia dini yang sedang dalam masa perkembangan, penggunaan gadget berlebih juga bisa mendatangkan masalah lain yang dapat menghambat tumbuh kembangnya. Seperti keterlambatan bicara, sulit berkomunikasi dan bersosialisasi, hingga kecanduan yang membuat anak mudah marah dan meledak – ledak emosinya ketika tidak diberi gadget.

Bahaya banget kan?

Jadi tantangan bagi orangtua milenial adalah, bagaimana mengenalkan teknologi pada anak – anak yang lahir di era digital ini, agar mereka tidak gagap teknologi, namun juga tetap berkembang optimal sesuai tahap usianya. Terlebih untuk anak usia dini yang sedang berada dalam periode emas atau lima tahun pertamanya.

Periode emas pada anak disebut – sebut sebagai periode paling penting dalam tahap kehidupan manusia. Karena pada masa ini otak sedang bertumbuh dan berkembang dengan pesat, hingga 80%. Segala apa yang diterima dan diproses oleh anak pada periode emasnya, akan berpengaruh pada masa dewasanya nanti.

Oleh karena itu, orangtua milenial harus mengerti betul kebutuhan anak – anak usia dini di era digital, agar tumbuh kembangnya tetap optimal, di tengah – tengah gempuran teknologi yang terus berkembang dengan pesatnya.

Apple Tree School BSD
Mama dan Aruna

Kebutuhan Anak Usia Dini
Dari beberapa kelas parenting yang pernah saya ikuti, dapat saya tarik kesimpulan bahwa setidaknya ada beberapa hak yang harus diberikan kepada anak usia dini agar mereka dapat bertumbuh kembang secara optimal. Yaitu kasih sayang, gizi yang seimbang, pembelajaran dasar agama, serta stimulasi.

Kasih sayang dari keluarga dan orang – orang terdekat akan membuat anak merasa terlindungi dan tumbuh besar dengan penuh rasa percaya diri. Gizi yang cukup dan seimbang akan membuat anak tumbuh sehat dan kuat. Pembelajaran dasar agama akan membentuk moral dan karakter anak.

Gizi seimbang untuk anak agar mereka tumbuh sehat dan kuat

Sedangkan stimulasi , berkaitan dengan perkembangan sel – sel otak anak yang akan mempengaruhi tingkat kecerdasan atau kematangan anak pada aspek perkembangan tertentu.

Aspek perkembangan ini meliputi
1.       Perkembangan fisik
2.       Perkembangan kognitif
3.       Perkembangan bahasa
4.       Perkembangan sosial emosional dan kemandirian
5.       Perkembangan seni

Apple Tree Pre-School BSD


Pada periode emas, otak anak seperti spons. Menyerap apa saja yang diterimanya, serta sangat peka terhadap berbagai rangsangan yang diberikan. Sehingga ketika anak usia dini diberikan stimulasi yang tepat dan kontinyu sesuai tahap usianya, maka sel – sel otak (neuron) yang secara default sudah terbentuk semenjak janin namun belum saling terhubung, akhirnya bisa terkoneksi dan terhubung satu sama lain.

Dengan kata lain, stimulasi pada anak usia dini akan membuat anak semakin pintar, sekaligus mengasah potensi yang dimilikinya.

Menyadari pentingnya stimulasi pada anak usia dini, maka sebisa mungkin saya berusaha memberikan stimulasi yang tepat untuk anak - anak pada periode emas mereka.

Bicara keterkaitan manfaat perangkat digital untuk perkembangan anak, saya sendiri merasa bahwa perangkat digital cukup membantu saya dalam memberikan stimulasi pada anak. Lewat internet, saya bisa mengunduh berbagai aplikasi seperti aplikasi pengenalan huruf, angka dan warna, pengenalan konsep besar – kecil, tinggi – rendah, dan lain sebagainya dalam wujud permainan edukatif. Dimana hal ini baik untuk perkembangan kognitif anak.

Selain dengan media gadget, mengembangkan kognitif anak juga bisa dilakukan dengan permainan edukatif seperti ini

Aneka video di Youtube yang menyajikan gerak dan lagu juga sangat membantu saya dalam memberikan stimulasi seni pada anak.

Nah disinilah kebijakan orangtua diperlukan.  Stimulasi gambar bergerak yang penuh warna dan suara lewat teknologi digital ini memang memiliki daya tarik tersendiri. Sangat mudah dicerna anak dan membuat mereka betah duduk berlama – lama. Sehingga orangtua perlu menerapkan aturan agar penggunaan gadget ini bisa proporsional dan tidak memberikan dampak buruk pada anak.

Setiap keluarga memiliki kebijakannya sendiri. Sedangkan saya, untuk tahap usia Kirana dan Aruna yang masih tergolong usia dini, maka aturan penggunaan gadget yang saya terapkan untuk mereka adalah sebagai berikut :

1.       Kirana dan Aruna hanya boleh mengakses gadget pada hari Sabtu dan Minggu.
2.       Kirana dan Aruna tidak dilepas mengakses gadget sendiri, melainkan ditemani mama dan ayah.
3.       Batas maksimal mengakses gadget hanya 1 jam.
4.     Jika Kirana dan Aruna minta bermain gadget lagi, maka ada syarat yang harus dipenuhi. Misalnya membereskan mainan terlebih dahulu.

Saya sendiri memiliki prinsip agar kenyamanan yang diterima anak – anak lewat teknologi ini tidak menghambat aspek perkembangan lainnya. Sehingga saya juga tak lupa menyelaraskannya dengan stimulasi yang lain.

Seperti, mengajak anak bermain sepeda dan ke playground untuk melatih motorik kasar dan keseimbangannya.

Apple Tree Pre-School BSD
Mengajak anak bermain sepeda

Apple Tree Pre-School BSD
Mengajak anak bermain ke playground

Contoh lainnya dengan mengajak anak melakukan pekerjaan rumah tangga bersama untuk melatih kemandirian. Meskipun terkadang ‘bantuan’ yang diberikan anak justru memperlambat kinerja kita, namun mengajak anak berkegiatan bersama menurut saya cukup efektif untuk mengoptimalkan berbagai aspek perkembangan lain yang harus dicapai anak usia dini.

Misalnya ketika mengajak anak memasak, ada beberapa aktivitas yang dapat dilakukan seperti meletakkan, menuang, menjumput, mengaduk yang bermanfaat untuk melatih motoriknya. Begitupun dengan kegiatan lainnya seperti menyiram tanaman, menjemur pakaian, mencuci beras, menyalakan mesin cuci, dan lain sebagainya.

Apple Tree Pre-School BSD
Aruna membuat telur dadar

Untuk mengembangkan aspek sosial dan emosional anak, saya memberikan stimulasi lewat bermain peran, atau membacakan buku dengan tema – tema tertentu. Membacakan buku untuk anak tentunya juga bermanfaat untuk memperluas kosakata dan mengembangkan aspek bahasanya.

Namun dengan segala stimulasi yang sudah diberikan keluarga dan kerabat terdekat pada anak usia dini, apakah semua itu sudah cukup untuk perkembangannya?

Pentingnya PAUD di Era Digital
Dalam sistem pendidikan, kita mengenal jalur pendidikan dalam format sekolah untuk anak – anak usia dini yang biasa disebut PAUD, pre school, atau kelompok bermain. Namun seringkali orangtua merasa galau untuk menyekolahkan anaknya ke PAUD dengan berbagai macam alasan. Padahal, PAUD disusun dengan kurikullum yang memang dirancang untuk tumbuh kembang anak usia dini.

PAUD adalah pendidikan paling dasar untuk anak. Pemberian pendidikan usia dini yang berkualitas pada anak, akan meletakkan pondasi yang kuat bagi tumbuh kembangnya. Yang berpengaruh pada pembentukan karakter dan pengembangan potensinya.

Pendidikan usia dini sangat penting untuk anak mengingat mereka adalah cikal bakal generasi penerus bangsa. Pentingnya keberadaan PAUD ini juga sangat dipikirkan oleh pemerintah. Oleh karenanya, pada tahun 2019 ini pemerintah sampai berkomitmen menganggarkan dana sebesar 4.47 triliun rupiah untuk bantuan operasional penyelenggaraan PAUD.

Di era digital digital, anak – anak sudah terbiasa dengan gadget. Daya tariknya membuat mereka betah berlama – lama di depan layar gadget. Tak jarang ada yang sampai mencandu, dan marah ketika waktu bermain gadgetnya disudahi.

Untuk mengalihkan anak usia dini dari dampak buruk gadget, anak butuh kegiatan positif. Yang dapat merangsang tumbuh kembangnya serta mengeksplorasi potensi yang ada pada dirinya. Dan PAUD adalah salah satu sarana bagi anak untuk mengisi waktunya dengan hal positif tersebut.

Menurut saya, beberapa manfaat menyekolahkan anak di PAUD antara lain :

1.       Mengenalkan konsep sekolah

Anak yang sekolah di PAUD biasanya lebih siap dan matang kala mengikuti pendidikan formal pada jenjang diatasnya. Mereka cenderung tidak rewel dan lebih terkendali karena sudah terbiasa bersekolah sebelumnya. Mereka juga lebih menerima aturan – aturan yang biasa diterapkan di sekolah formal.

2.       Mengenalkan rutinitas

Sekolah di PAUD akan mengajarkan anak usia dini dengan rutinitas bangun pagi dan persiapan berangkat sekolah. Dimana hal ini sangat baik untuk memupuk rasa disiplinnya sejak dini.

3.       Melatih kemandirian

Saat di sekolah PAUD, anak tidak bergantung pada orangtua seperti dirumah. Dan anak akan berlatih mennghadapi kesulitan – kesulitan yang harus berusaha diatasinya. Misalnya jika ingin buang air kecil, maka anak harus mengutarakan keinginan dan minta bantuan pada bu guru.

4.       Melatih bersosialisasi

Di sekolah PAUD, anak – anak akan bertemu dengan orang asing diluar keluarga dan orang terdekatnya. Mulai dari guru, teman sekolah, pak satpam, dan lain – lain. Disinilah anak – anak belajar bersosialisasi. Anak – anak yang tadinya jago kandang seperti Kirana, lambat laun jadi lebih terbuka dengan selain keluarganya setelah bersekolah.

5.       Melatih bertanggung jawab

Saat bersekolah anak – anak membawa barang – barang pribadi seperti tas, sepatu, tempat bekal atau tempat minum. Dengan demikian, anak – anak akan berlatih bertanggung jawab menjaga barang pribadinya tersebut agar tidak tertukar, hilang, atau ketinggalan.

Namun tetap saja, perlu tidaknya anak disekolahkan di PAUD, itu semua dikembalikan kepada kebijakan orangtua dengan berbagai pertimbangan yang ada. Mulai dari kebutuhan anak itu sendiri, hingga biaya.
 


Comments

  1. terbantu banget dengan adanya paud di dekat rumah. anak pertamaku paud setahun, tk setahun. anak keduaku paud cuma betah 6 bulan, trus tk 1 tahun. anak ketiga ga masuk paud tapi langsung tk 2 tahun krna umurnya sudah cukup matang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekarang untungnya sudah banyak PAUD ya, jadi memudahkan orangtua..

      Delete
  2. Dulu awal masukin anak ke paud itu ada pro kontra dai teman padahal tiap orangtua punya alasan masing-masing ya. Pendidikan usia dini itu penting baik di rumah maupun di paud

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar mbak, tiap orangtua punya kebijakannya sendiri untuk anak..

      Delete
  3. Anakku yang bungsu, karena senang banget sama paudnya, saat TK, malah sering datang ke paud buat belajar. Nggak hanya TK, SD juga gitu, tiap sabtu datang ke paud buat main-main.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti PAUDnya nyenengin dan ngangenin ya mak buat anaknya..

      Delete
  4. Bener banget . PAUD penting banget untuk perkembangan anak2.. Alhamdulillah 2 anakku ikutan PAUD semua

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ya mbak.. so far nyekolahin anak di PAUD hasilnya positif buat anak ya..

      Delete
  5. Anakku tak sekolah sejak umur 2,5 tahun karena pertimbangannya waktu itu dia sudah butuh sosialisasi. Apalagi dia demen banget main sensori, jadi aku ikutkan kelas seminggu 3x saja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbk, rata2 untuk usia segitu sekolahnya 3x seminggu juga sudah cukup..

      Delete
  6. Sekolah di usia dini juga mengajarkan disiplin sedari kecil ya mbak, minimal disiplin bangun pagi dan mandi pagi jadi terbangun. Plus anak jadi nggak kuper yaa, karena PAUD bisa jadi tempat sosialisasi dengan teman seusianya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang paling kerasa sosialisasinya ya.. jadi punya banyak temen baru

      Delete
  7. Dua anakku tak PAUD in semua mb. Iya, banyak banget kok manfaatnya..paling penting sosialisasi, karena di paud bakalan banyk ketemu tmn2 seumuran..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, Kalo di kompleknya sepi anak seumuran ikutan PAUD jd punya banyak teman sebaya

      Delete
  8. Pendidikan anak usia dini memang penting banget. Krn itu akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan mrk di masa depan.
    Thanks informasinya mbak

    ReplyDelete
  9. Anak-anakku masuk paud karena sekolahnya menyenangkan, semi sekolah alam dan gurunya juga sayang sama anak-anak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Guru sayang murid juga penting banget ya.. supaya anak2 betah dan nggak merasa diabaikan Di sekolah

      Delete
  10. Sekarang banyak banget tetanggaku yang anaknya di masukkan ke PAUD. Selain dapet teman banyak, juga belajar banyak hal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, sekolahin anak ke PAUD insyaAllah hasilnya positif..

      Delete
  11. Tetangga aku pernah ada yang bilang kalau anaknya nggak disekolahin di PAUD karena katanya supaya nggak kelamaan di bangku skolah hehee
    Padahal selain anak disekolahkan PAUD itu karena alasan keputusan masing2 orangtua, manfaat lain yg didapat, anak jadi banyak belajar dengan teman-teman baru sebelum beranjak ke tingkat pendidikan di atasnya ya mbak
    TFS yahh mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau yg Aku lihat, anak2 yg sekolah PAUD lebih cepet beradaptasi ya pas masuk sekolah formal, karena udah terbiasa..

      Delete
  12. Yakin seratus persen menyekolahkan anak2 ke PAUD krna bisa membangun interaksi sosialnya, di era digital ini anak2 gak boleh dibiarkan asyik bermain sendiri dengan gadgetnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya kuncinya di orangtua sih ya mbak..anak2 usia dini kn masih dalam kendali orangtua ya.. tinggal gimana cara orangtuanya mendidik itu. Anak2 kn cenderung anteng Kalo main gadget, jadi yg biasa terjadi, kalo anak udah anteng, orangtuanya bisa main gadget juga dah, hahah

      Delete
  13. Sepakat, pendidikan di usia dini itu penting banget buat anak, banyak manfaatnya juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa, banyak manfaatnya ya nyekolahin anak ke PAUD

      Delete
  14. Saya setuju soal gadget mbak, ortu emang harus tegas dan membatasi ya kalau anaknya masih usia dini.
    Kalau soal PAUD, saya pribadi ikutan tim yang gak masukin anak ke PAUD, lbh memilih menguatkan bonding ma anak di rumah. Sedangkan interaksi dengan anak lain biasnaya suka saya ikutkan playdate sama anak2 homeschooling atau main sama anak2 tetangga di sekitar komplek aja.
    Namun yaa kebutuhan tiap anak beda sih ya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, kebutuhan tiap anak beda dan pasti orangtuanya lebih tahu. Anak saya Karena type kinestetik jadi saya masukin ke semacam pre-school yg banyak aktivitas fisik dan motoriknya. Jauh dari rumah tpi ya gpp.. Kalo gk tersalurkan suka ngamuk2 soalnya, hehe

      Delete
  15. anakku lulusan PAUD mba, alhamdulillah bisa masuk SD Negeri yang percontohan dekat area rumah. Karena udah bisa membaca, berhitung, dan menulis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah.. berarti bermanfaat buat anak ya mbak..

      Delete
  16. Anak ku aku masukin paud Sekaran usianya 4 THN 9 bulan..soalnya dia aktif..n rasa ungin tahu yang besar..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buat anak yg serba ingin tahu, sekolah Di PAUD pasti banyak ketemu hal2 baru ya..

      Delete
  17. Zaman era digital ini, menyekolahkan ke PAUD ini bisa disebut sebagai kewajivaa buatku, karena anak memang harus berkembang sesuai usianya. Anak butuh tempat baru dalam menstimulasi perkembangannya, salah satunya dengan sekolah di PAUD.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya.. di PAUD anak biasanya dapat stimulasi yang yaang sesuai untuk tahapan usianya..

      Delete
  18. Usia emas itu memang gak akan terulang ya mbak. Jadi kejar banget pendidikan usia dini dengan aneka stimulasi yang efeknya jadi ilmu dasar untuk anak anak. Mupeng euy lihat paudnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, Keren ya.. banyak aktivitas buat anak, kurikullum ya juga lengkap..

      Delete
  19. Anakku yang kelas 4 SD aja hanya kuberikan jatah akses gadget hari Sabtu dan Minggu saja. Itupun udah meresahkan karena matanya jadi lekas berkedip-kedip. Pernah ya sampai 2 minggu ga kukasih main gadget, duuuh udah kayak orang sakau deh. Udah salah deh ini kayaknya. Pelan-pelan kualihkan ke aktivitas baca, tapi belum begitu berhasil.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semangat mbak. Saya juga berusaha ngejaga anak2 gk sering ngakses gadget supaya gk pakai kacamata kaya mamanya. Emang ortu harus tegas sih dalam hal ini..jgan sampai kita yg diatur anak..

      Delete
  20. Aku juga bakalan masukin PAUD karena tujuan sosialisasi sih mba karena lingkungan rumah ga support untuk perkembangan sosialisasi dan relationship anak-anak..

    ReplyDelete
  21. Anakku sempat nggak betah di PAUD lingkungan rumah. Alasannya sih karena terlalu ramai dan panas. Tapi sebenarnya aku paham dia kurang nyaman dengan model belajarnya. Akhirnya aku masukin ke PAUD yang model belajarnya activity. ALhamdulillah betah sampai sekarang sudah TK. Memang sih, PAUD ini bisa jadi penting tapi bisa juga enggak, teragntung kebutuhan masing-masing. Kalau aku jujur merasa penting, karena anakku nggak punya temab sepantaran di rumah.

    ReplyDelete
  22. Di satu sisi, gadget memang baik. Tapi gak boleh dipakai terus-terusan ya. Harus seimbang dengan kegiatan fisik juga.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Insto Dry Eyes, Solusi Seketika Untuk Gejala Mata Kering Saat Mengemudi Mobil

Gejala mata kering bisa datang tiba – tiba dan mengganggu aktivitas kita. Entah itu saat sedang asyik membaca, marathon nonton drama Korea, atau mengemudi di jalan raya. Jangan dibiarkan saja, Untuk gejala mata kering, Insto Dry Eyes solusinya. Setiap kali memperhatikan suami tatkala ia sedang mengemudi, saya selalu berpikir bahwa mengemudi mobil itu hal yang mudah. Hanya menggoyang setir, mengganti gigi, menginjak pedal gas dan pedal rem saja kan? Apa sih sulitnya? Tapi secara praktik, mengemudi mobil itu ternyata tak semudah yang dibayangkan. Karena ada entitas tak berwujud lain yang mesti diperhitungkan. Seperti feeling , respon berpikir, fokus dan konsentrasi.  Mengemudi mobil juga butuh mental yang berani, serta koordinasi yang apik antara mata, tangan dan kaki. Apalagi untuk mengemudi di jalan raya. Lengah sedikit tak hanya dapat membahayakan diri sendiri saja, namun juga bisa mencelakakan pengguna jalan lainnya. Hal yang paling krusial saat mengemudi di

Jalan - jalan ke Cibinong City Mall untuk Akhir Pekan yang Menyenangkan

Saat weekdays , pagi - pagi sekali ayah sudah berangkat bekerja. Kirana menghabiskan setengah harinya di sekolah. Sementara saya, sepanjang hari berjibaku dengan berbagai urusan rumah tangga sambil mengasuh Aruna. Rutinitas seperti ini, otomatis membuat family time yang terbangun pada hari kerja sangat terbatas waktunya. Itu sebabnya, kita semua selalu mendamba weekend, bukan? Weekend atau akhir pekan, bagi saya adalah saatnya family time . Dimana semua anggota keluarga bisa berkumpul lengkap dan menghabiskan waktu bersama. Salah satunya dengan pergi jalan - jalan. Dengan segala kepenatan yang begitu terasa saat hari kerja, tentunya semua ingin jalan - jalan saat akhir pekan. Apalagi saya, ibu rumah tangga yang sehari - harinya hanya di rumah saja. Masa iya akhir pekannya nggak kemana - mana? Tentunya sayalah yang paling semangat mengajak orang rumah untuk jalan - jalan. Jalan - jalan keluarga kami itu nggak neko - neko kok. Yang penting membuat

Maksimalkan Cantik Alamimu dengan Perawatan Tubuh Praktis ala Velvy Beauty

Punya suami yang tak romantis itu seringkali membuat diri ini gigit jari. Bayangkan saja, selama 7 bulan pacaran hingga 7 tahun menikah, tak pernah sekalipun ia memberi bunga atau puisi yang sering diharap - harap sang istri.                                         Padahal istrinya ini ingin sekali merasakan berbunga - bunganya hati ketika diberi sekuntum mawar. Setidaknya, setahun sekali lah, pada saat ulang tahun atau wedding anniversary. Meski sudah diberi kode keras, namun tak pernah sekalipun ia mengabulkannya. Sebagai ganti, ia selalu membawa cake ulang tahun untuk dikunyah bersama. Oh my god . Suami saya ini selalu punya pembelaan sendiri kenapa tak pernah mau memberikan bunga untuk istrinya. Katanya, kalau bunga adalah lambang cinta, maka bunga itu pasti layu dan berguguran. Sementara cintanya pada sang istri akan selalu abadi dan berkembang. sumber : tenor.com Kalau sudah bilang begitu biasanya saya langsung balik kanan, pura - pura nggak dengar sambi