Skip to main content

Anak Cerdas Itu Unik, Dukung Cerdasnya Sejak Dini



“Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.” (Albert Einstein).

Anak cerdas sering diartikan sebagai anak yang adaptif, memiliki ketajaman berpikir, mampu memahami suatu konsep secara cepat, atau mampu memecahkan suatu masalah tanpa banyak bergantung pada teori. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa cerdas adalah sifat bawaan dan anugerah.

Meski begitu saya meyakini bahwa setiap anak itu cerdas. Namun ada kalanya orang tua merasa galau ketika sang anak terlihat biasa - biasa saja. Atau bahkan menerapkan standar kecerdasan tertentu pada anak dan menuntutnya untuk bisa begini dan begitu. Mungkin ada orangtua yang lupa bahwa pada dasarnya setiap anak terlahir unik dengan sifat, bakat, potensi dan kecerdasan yang berbeda - beda. Padahal, ridho dan menerima apa yang Tuhan berikan pada anak kita, adalah kunci membuka potensi anak cerdas pada diri si kecil, bagaimanapun kondisi atau pembawaan mereka.

Ada anak yang pemalu, padahal sebenarnya ia pandai menulis.

Ada anak yang keras kepala, padahal sebenarnya ia punya bakat memimpin.

Bahkan ada fisikawan cerdas yang mampu menggebrak dunia dengan segala keterbatasan fisik yang ia miliki, seperti Stephen Hawking.

Bagi saya #AnakCerdasItu punya cara sendiri dalam menunjukkan kecerdasannya. #AnakCerdasItu unik. Sebagai orang tua, tentunya kita harus jeli menangkap potensi kecerdasan si kecil sejak dini. Dan saya dan suami sedang belajar untuk itu.


#AnakCerdasItu unik, dengarkan inginnya, biarkan ia bereksplorasi


Sejak mengenal building block di usia 21 bulan hingga kini, putri pertama saya Kirana tak pernah bosan mengutak - atik permainan itu. Terkadang saya sering terheran - heran dengan imajinasinya dalam membuat ragam bangunan dengan building blocknya. Kirana juga selalu tertarik dengan puzzle, angka dan bilangan. Ia bahkan sudah bertanya tentang cara membaca jam, padahal usianya baru 5 tahun. Berkaca pada teori multiple intelligences yang dicetuskan Prof. Dr. Howard Gardner, sepertinya Kirana memiliki kecerdasan mathematical-logical yang dominan. Kesukaan Kirana pada matematika juga dikuatkan oleh pernyataan guru pendampingnya saat sesi laporan perkembangan siswa. Kata bu guru, Kirana anak yang pemalu dan tak banyak bicara, namun kemampuan matematikanya melebihi tahap usianya.

Untuk mengasah kecerdasan Kirana itu, alih - alih mengajarinya calistung, saya dan suami akhirnya sepakat mendaftarkannya ke kelas Robotik yang bermanfaat dalam mengoptimalkan kecerdasan mathematical-logical anak. Sesuai dugaan, Kirana sangat antusias karena alat peraga yang dipergunakan serupa building block, sehingga baginya, kursus robotik tak ada bedanya dengan bermain.



Beda lagi dengan adik Aruna. Di usianya yang hendak menginjak 3 tahun ia lebih cerewet dari kakaknya, suka bercerita, suka bermain peran, berbicara dengan intonasi pelan dan teratur, serta mulai tertarik dengan huruf - huruf. Saya pikir Aruna memiliki kecerdasan verbal-linguistic dalam dirinya. Mengingat usianya yang masih batita, tak banyak yang bisa saya lakukan untuk mengasah kecerdasannya itu selain dengan banyak membacakan buku, mendongeng, serta menguatkan lisan dan pendengaran ketika sedang berinteraksi dengannya.

Karena anak - anak kami masih dalam tahap usia bermain, maka saya dan suami berusaha membebaskan anak - anak untuk mengeksplor kreativitas dan keinginan mereka meskipun rumah jadi selalu berantakan. Kami juga sebisa mungkin mencoba untuk melihat potensi kecerdasan anak sejak dini, serta berusaha #DukungCerdasnya dengan memberikan stimulasi yang tepat.

Beragam stimulasi juga diberikan pada masa emas mereka, dengan harapan dapat memberikan manfaat untuk merangsang kemampuan kognitif, motorik, kemampuan sosial, serta mengembangkan kebiasaan hidup sehari - hari agar mereka belajar mandiri.

#DukungCerdasnya si kecil dengan 5 hal ini


Cerdas saja tidak cukup. Anak cerdas juga butuh dukungan agar tetap semangat dan terus berkembang cerdasnya. Dalam hal ini orangtua tentunya memiliki peran penting dalam membantu mengembangkan kecerdasan si kecil, agar mereka tumbuh menjadi insan yang dapat berperan serta dalam membangun peradaban sesuai dengan potensi dan kecerdasannya itu.

Anak cerdas butuh tumbuh di lingkungan yang membuatnya nyaman dan bahagia. Agar kecerdasan sosial dan emosionalnya berkembang dengan baik. Dimana hal ini berpengaruh terhadap cara anak dalam mengambil keputusan, menghadapi masalah, menyikapi suatu kegagalan, dsb.

Anak cerdas butuh diajak beraktivitas fisik secara rutin. Karena aktivitas fisik yang cukup ternyata dapat merangsang emosi dan memperkuat jaringan otak sehingga anak bisa lebih cerdas.


Anak cerdas butuh istirahat cukup. Karena 75% hormon pertumbuhan diproduksi saat anak tidur. Dengan tidur dan istirahat yang cukup, proses tumbuh kembang otak pada anak akan lebih optimal dan membuatnya tumbuh cerdas.

Anak cerdas butuh nutrisi seimbang. Karena gizi sangat berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak cerdas. Kenalkan anak dengan beragam jenis makanan melalui konsep gizi seimbang (35% karbohidrat, 35% sayur 15% protein dan 15% buah). Kemudian lengkapi dengan multivitamin yang tepat untuk tumbuh kembang anak seperti Cerebrofort Gold atau Cerebrofort Marine Gummy.




Anak cerdas harus diajarkan dekat dengan Tuhannya, untuk mengembangkan kecerdasan moral dan spiritualnya. Karena anak kita sejatinya bukan milik kita, melainkan milik Tuhan, sehingga didiklah mereka seperti apa yang Tuhannya inginkan.

***
Semoga 800 kata ini bermanfaat. Dan semoga kita para orangtua sekalian diberi kemampuan untuk #DukungCerdasnya putra putri kita agar mereka tumbuh cerdas, sehat, kuat, berguna bagi nusa bangsa dan bermanfaat bagi sesama. Aamiin. Semangat!

Comments

Popular posts from this blog

Insto Dry Eyes, Solusi Seketika Untuk Gejala Mata Kering Saat Mengemudi Mobil

Gejala mata kering bisa datang tiba – tiba dan mengganggu aktivitas kita. Entah itu saat sedang asyik membaca, marathon nonton drama Korea, atau mengemudi di jalan raya. Jangan dibiarkan saja, Untuk gejala mata kering, Insto Dry Eyes solusinya. Setiap kali memperhatikan suami tatkala ia sedang mengemudi, saya selalu berpikir bahwa mengemudi mobil itu hal yang mudah. Hanya menggoyang setir, mengganti gigi, menginjak pedal gas dan pedal rem saja kan? Apa sih sulitnya? Tapi secara praktik, mengemudi mobil itu ternyata tak semudah yang dibayangkan. Karena ada entitas tak berwujud lain yang mesti diperhitungkan. Seperti feeling , respon berpikir, fokus dan konsentrasi.  Mengemudi mobil juga butuh mental yang berani, serta koordinasi yang apik antara mata, tangan dan kaki. Apalagi untuk mengemudi di jalan raya. Lengah sedikit tak hanya dapat membahayakan diri sendiri saja, namun juga bisa mencelakakan pengguna jalan lainnya. Hal yang paling krusial saat mengemudi di

Jalan - jalan ke Cibinong City Mall untuk Akhir Pekan yang Menyenangkan

Saat weekdays , pagi - pagi sekali ayah sudah berangkat bekerja. Kirana menghabiskan setengah harinya di sekolah. Sementara saya, sepanjang hari berjibaku dengan berbagai urusan rumah tangga sambil mengasuh Aruna. Rutinitas seperti ini, otomatis membuat family time yang terbangun pada hari kerja sangat terbatas waktunya. Itu sebabnya, kita semua selalu mendamba weekend, bukan? Weekend atau akhir pekan, bagi saya adalah saatnya family time . Dimana semua anggota keluarga bisa berkumpul lengkap dan menghabiskan waktu bersama. Salah satunya dengan pergi jalan - jalan. Dengan segala kepenatan yang begitu terasa saat hari kerja, tentunya semua ingin jalan - jalan saat akhir pekan. Apalagi saya, ibu rumah tangga yang sehari - harinya hanya di rumah saja. Masa iya akhir pekannya nggak kemana - mana? Tentunya sayalah yang paling semangat mengajak orang rumah untuk jalan - jalan. Jalan - jalan keluarga kami itu nggak neko - neko kok. Yang penting membuat

Maksimalkan Cantik Alamimu dengan Perawatan Tubuh Praktis ala Velvy Beauty

Punya suami yang tak romantis itu seringkali membuat diri ini gigit jari. Bayangkan saja, selama 7 bulan pacaran hingga 7 tahun menikah, tak pernah sekalipun ia memberi bunga atau puisi yang sering diharap - harap sang istri.                                         Padahal istrinya ini ingin sekali merasakan berbunga - bunganya hati ketika diberi sekuntum mawar. Setidaknya, setahun sekali lah, pada saat ulang tahun atau wedding anniversary. Meski sudah diberi kode keras, namun tak pernah sekalipun ia mengabulkannya. Sebagai ganti, ia selalu membawa cake ulang tahun untuk dikunyah bersama. Oh my god . Suami saya ini selalu punya pembelaan sendiri kenapa tak pernah mau memberikan bunga untuk istrinya. Katanya, kalau bunga adalah lambang cinta, maka bunga itu pasti layu dan berguguran. Sementara cintanya pada sang istri akan selalu abadi dan berkembang. sumber : tenor.com Kalau sudah bilang begitu biasanya saya langsung balik kanan, pura - pura nggak dengar sambi