Skip to main content

Apakah Saya Seorang Blogger?

Sempat lumutan 2 tahun karena asik momong krucil sambil jualan, akhirnya tiba - tiba blog ini mulai update lagi dan duarr.. berderet deret isinya artikel untuk lomba semua (udah gitu kalah semua..bahahaha). Sungguh, sebenarnya saya pun sama sekali tak kepikiran untuk ngeblog lagi. Meskipun dari dulu memang suka menulis, tapi menulisnya untuk menyalurkan pikiran saja. 

Dari dulu passion saya sebenarnya pingin punya restoran atau bisnis makanan. Sejak awal memutuskan resign di tahun 2013 demi merawat si kecil hingga tahun lalu pun saya terus berusaha mewujudkan mimpi menjadi mompreneur yang tetap bisa ngasuh anak dari rumah sekaligus punya sampingan. Dari nitip nasi uduk dan gorengan di kantor suami, jualan bandeng presto, usaha nugget non msg hingga nitip tahu bakso ke warung pun saya lakoni. Tapi kesimpulannya cuma 1, usaha makanan seperti ini memang melelahkan, menguras fisik, dan bikin anak sedikit terlantar. Akhirnya karena 1 dan lain hal akhirnya saya memutuskan untuk berhenti jualan sampai si bungsu mulai masuk sekolah, dan kembali fokus dengan keriwehan mamak2 rumah tangga dengan 2 balita tanpa ART.


Akhirnya, atas nama me time hampir tiap malam sebelum tidur saya selalu nonton film.  Film favorit saya serial action detektif kayak Castle, Mentalist, CSI yang emang seru dan ceritanya gak ngebosenin. Lama - lama kayak kecanduan dan nontonnya sampai larut malam. Terus bangunnya kesiangan. Pokoknya kalo sehari gak nonton film tu rasanya gak puas dan ada yang kurang. Jadi saya merasa bahwa kesukaan nonton film ini mulai gak sehat, dan sama sekali tidak produktif.


Tapi melepaskan diri dari kecanduan nonton tu susaaaah banget. Tangan tu selalu gatel pingin nutul aplikasi HOOQ di hape. Sambil momong pun kadang curi - curi nonton pula, huhuhu >_<. Jadi saya harus cari sesuatu yang bisa mengalihkan diri dari nonton.


Ingin balik jualan lagi tapi dipendeliki suami <,<.. terus kepikiran blog yang udah karatan karena gak pernah di update. Kenapa gak ngeblog lagi aja, biar bisa dibaca Una sama Kira kalau mereka nanti udah dewasa. Meskipun cuma momong anak, pinginnya sih tetap produktif walau hanya dengan menulis. Tapi lama gak nulis tu bikin kagok dan bingung juga mau nulis apaan.


Sebenarnya lebih ke faktor motivasi sih. Harus ada sesuatu yang bikin saya semangat nulis dan gak inget sama nonton film lagi. Akhirnya kepikiran gimana kalo ikut lomba nulis aja, kalo menang kan lumayan. Jadi begitulah awal mulanya saya mulai ngeblog lagi dan ikut - ikut blog competition. Meskipun kalahan, tapi aku rapopo karena menulis ternyata sudah memberikan kepuasan batin tersendiri. Iya lho, tiap jadi 1 artikel tu rasanya seneng dan puas.


Terus, ikut lomba nulis itu menambah wawasan, mengajak otak lebih berpikir dan mengasah kemampuan nulis juga, karena kita nulis buat lomba kan gak asal - asalan macem artikel ini, hehehe. Siapa tau kan kalo udah jago nulis bisa jadi content creator, atau sebangsanya. Meskipun saya belum kepikiran juga untuk itu.


Dan ternyata, ikut lomba nulis itu efektif karena saya udah jarang nonton film lagi. Gantinya sekarang jadi lebih suka ikut lomba nulis, hehehe. Jadi mohon dimaklumi ya kalo blog ini terkesan spam karena isinya kebanyakan artikel buat lomba ^^V.


Untuk ke depannya sih ingin menghidupkan blog ini dengan konten bermanfaat yang sesuai passion biar ngisi blognya juga seneng. Misalkan bikin review makanan atau hotel yang dipake staycation, hehehe. Selintas juga kepikiran pingin ikut event event blogger atau komunitas blogger. Tapi kayaknya belum bisa deh, secara anak 2 masih nangisan semua kalo gak ada mamanya. Mama pergi ke pasar aja pulangnya dipeluk - peluk kayak pergi jauh aja.


Terus, harapannya ingin memantaskan diri jadi blogger yang sebenarnya. Karena meskipun usia blog ini sudah hampir 10 tahun, tapi selama ini konten blognya cenderung personal dan asal - asalan. Jadi saya merasa belum pantas menyandang predikat "blogger".


Saya masih newbie dan masih belajar. Moga - moga bisa jadi blogger beneran.

Comments

Popular posts from this blog

Peduli Kesehatan Diri dan Keluarga, Jadi Smart Milenial Bersama Sequis Life

Bagi yang sudah merasakan manfaatnya, asuransi kesehatan saat ini sudah menjadi kebutuhan yang sama pentingnya seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Terutama bagi mereka yang memiliki riwayat atau resiko kesehatan atas penyakit tertentu. Namun pemahaman akan pentingnya asuransi kesehatan ini sepertinya belum menyentuh semua lapisan masyarakat. Termasuk generasi milenial yang katanya melek informasi dan adaptif terhadap teknologi. Padahal asuransi kesehatan memiliki peranan lain, selain melindungi diri dari ancaman kesehatan yang mengintai. Apa saja? Dan, asuransi kesehatan seperti apa yang bisa dijadikan pilihan kaum milenial? Sumber gambar : Pixabay.com Milenial dan Asuransi Kesehatan Menurut Wikipedia, milienial adalah generasi yang lahir antara tahun 1980 – 2000. Jika dihubungkan ke masa sekarang, ternyata generasi milenial ini sebagian besar sedang memasuki masa usia produktifnya. Dan sebagian lagi sedang berancang – ancang memasuki usia produktif. Pada u

Ketika Timbangan Belanjaanmu Dicurangi

  Assalamualaikum Idul adha sudah berlalu. Tapi toko – toko kelontong di sekitar tempat tinggal mama masih saja banyak yang tutup. Kebanyakan sih pada mudik. Kondisi pandemic yang semakin mengkhawatirkan , tampaknya tak membuat mereka – mereka ini gentar untuk pulang kampung. Termasuk toko sayur langganan mama yang sampai saat ini tak kunjung buka, karena pemiliknya juga sedang mudik . Masalahnya, mang – mang gerobak sayur, tempat alternative buat mama belanja sayur, yang biasa mangkal di pinggir jalan dekat perumahan, juga sama tak kelihatan batang gerobaknya. Mengingat bahan persediaan untuk memasak di kulkas juga sudah mulai menipis, akhirnya mamah bergerilya menyusuri kampung sebelah, mencari kang sayur atau warung sayur yang buka. Dan ketemulah satu toko yang terlihat menjajakan sayur mayur. Memang tak sekomplet toko sayur langganan, tapi karena tak ada pilihan, akhirnya mama putuskan untuk mampir. Dari dekat, penampakan barang – barang yang dijajakan sungguh membuat tak

Hidup Penuh Warna Ibu Rumah Tangga, Semakin Ceria dengan ASUS VivoBook Ultra A412DA

Kelihatannya tak bekerja. Tapi setiap hari menjadi chef untuk menjamin isi perut setiap anggota keluarga. Menjadi tukang ojek untuk mengantar jemput anak sekolah. Atau menjadi guru ketika membimbing anak belajar.   Begitulah aneka rangkap profesi yang saya lakoni dalam menjalani keseharian sebagai ibu rumah tangga. Ditambah dengan tingkah duo krucil yang terkadang membuat pusing kepala, hidup saya benar – benar penuh warna.  Yang saya tahu, deretan warna itu terbentang lebar dari kode #000000 hingga #ffffff. Artinya tak hanya warna cerah ceria saja yang tercatat disana. Ada juga warna – warna kelabu, sepekat mendung yang merayu. Dan begitulah keseharian saya dalam menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah tangga. Tak selalu penuh sukacita, tapi ada juga pahit – pahitnya.  Tentunya bukan hanya saya saja yang merasa demikian. Mau itu ibu bekerja atau ibu rumah tangga, saya yakin keseharian ibu – ibu lainnya juga penuh warna, dinamis, serta tak jauh meriah multitaskingn